Kabupaten Lampung Barat

Letak dan Keadaan Alam
Lampung Barat adalah salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam provinsi Lampung dengan batas geografis sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan (Provinsi Bengkulu) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Provinsi Sumatera Selatan); sebelah timur dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten Lampung Tengah; sebelah selatan dengan Selat Sunda dan Kabupaten Tanggamus; dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Kabupaten yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1991 yang diundangkan tanggal 16 Juli 1991 ini memiliki luas wilayah sekitar 2.141,57 km² atau 495.040 ha dengan titik koordinat 40° 47’ 16” – 50° 56’ 42” Lintang Selatan dan 103° 35’ 08” – 104° 33’ 51” Bujur Timur (id.wikipedia.org).

Kabupaten Lampung Barat terdiri atas 15 Kecamatan yang mencakup 5 kelurahan serta 131 pekon (desa). Ke-15 kecamatan itu beserta luasnya adalah sebagai berikut: (1) Kecamatan Balik Bukit beribukota di Pasar Liwa terdiri atas 10 pekon dan 2 kelurahan seluas 175,63 km2 (8,20%); (2) Kecamatan Sukau beribukota di Buay Nyerupa terdiri atas 10 pekon seluas 223,10 km2 (10,42%); (3) Kecamatan Belalau beribukota di Kenali terdiri atas 10 pekon seluas 217,93 km2 (10.18%); (4) Kecamatan Sekincau beribukota di Pampangan terdiri atas 4 pekon dan 1 kelurahan seluas 118,28 km2 (5,52%); (5) Kecamatan Suoh beribukota di Sumber Agung terdiri atas 7 pekon seluas 170,77 km2 (7,97%) (6) Kecamatan Batubrak beribukota di Pekon Balak terdiri atas 11 pekon seluas 261,55 km2 (12,21%); (7) Kecamatan Sumber Jaya beribukota di Tugu Sari terdiri atas 5 pekon dan 1 kelurahan seluas 195,38 km2 (9,12%); (8) Kecamatan Way Tenong beribukota di Mutar Alam terdiri atas 8 pekon dan 1 kelurahan seluas 116,67 km2 (5,45%) (9) Kecamatan Gedung Surian beribukota di Gedung Surian terdiri atas 5 pekon seluas 87,14 km2; (4,07%); (10) Kecamatan Kebun Tebu beribukota di Putra Jaya terdiri atas 10 pekon seluas 14,58 km2 (0,68%); (11) Kecamatan Air Hitam beribukota di Semarang Jaya terdiri atas 10 pekon seluas 76,23 km2 (3,56%); (12) Kecamatan Pagar Dewa beribukota di Basungan terdiri tas 10 pekon seluas 110,19 km2 (5,15%); (13) Kecamatan Batu Ketulis beribukota di Bakhu terdiri atas 10 pekon seluas 103,70 km2 (4,84%); (14) Kecamatan Bandar Negeri Suoh beribukota di Sri Mulyo terdiri atas 10 pekon seluas 170,85 km2 (7,98%); dan (15) Kecamatan Lumbok Seminung beribukota di Lumbok terdiri atas 11 pekon dengan luas 22,40 km2 (1,05%) (BPS Kabupaten Lampung Barat, 2016; dan bappeda.1x24jam.com).

Topografi Kabupaten Lampung Barat bervariasi mulai dari dataran rendah hingga tinggi (perbukitan dan pegunungan). Dataran rendah yang ketinggiannya 0,1-500 meter dari permukaan air laut hanya sekitar 27,2% dari seluruh wilayah Lampung Barat. Demikian pula dengan dataran di atas 1.001 meter dari permukaan air laut hanya sekitar 25,9%. Sedangkan porsi yang paling besar (46,9%) adalah berupa dataran yang berketinggian antara 501-1.000 meter di atas permukaan air laut.

Iklim yang menyelimuti daerahnya sama seperti daerah lain di Indonesia, yaitu tropis yang ditandai oleh adanya dua musim, penghujan dan kemarau. Musim penghujan biasanya dimulai pada Oktober - Maret, sedangkan musim kemarau biasanya dimulai pada bulan April - September. Curah hujannya rata-rata 2.500-3.000 milimeter per tahun. Sedangkan, temperaturnya rata-rata 20-30 Celcius. Sesuai dengan iklimnya yang tropis maka flora yang ada di sana pada umumnya sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia, seperti: jati, kelapa, bambu, tanaman buah (seperti rambutan, manggis, duku, dan durian), padi, dan tanaman palawija (seperti jagung, kedelai, singkong, dan mentimun). Fauna yang ada di wilayah kabupaten ini seperti yang biasa diternakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.

Kependudukan
Penduduk Kabupaten Lampung Barat Berjumlah 293.105 jiwa. Jika dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, maka jumlah penduduk laki-lakinya mencapai 155.804 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan mencapai 137.301 jiwa. Sedangkan jika dilihat berdasarkan golongan usia, maka penduduk yang berusia 0-14 tahun ada 82.584 jiwa, kemudian yang berusia 15-54 tahun ada 181.822 jiwa, dan yang berusia 55 tahun ke atas sejumlah 28.699 jiwa. Ini meninjukkan bahwa penduduk Kabupaten Lampung Barat sebagian besar berusia produktif.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat (2016), dibandingkan tahun sebelumnya, penduduk Lampung Barat mengalami pertumbuhan sebesar 1,19% dengan masing-masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,01% dan perempuan sebesar 1,16%. Sedangkan kepadatan penduduknya mencapai 136 jiwa/ km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga sejumlah 4 orang. Kepadatan penduduk di 15 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Way Tenong (600 jiwa/ km2) dan terendah di Kecamatan Peudada sebesar 67 jiwa/ km2.

Pemerintahan
Perintahan Kabupaten Lampung Barat memiliki sejarah yang relatif masih baru karena merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara. Kabupaten Lampung Utara sendiri terbentuk setelah Gubernur mengeluarkan keputusan Nomor 113 tanggal 17 Mei 1946 yang berisi pemecahan Residen Lampung menjadi tiga, yaitu: Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Lampung Selatan. Kemudian, ditetapkan lagi melalui Undang-undang Nomor 4 Darurat Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Dalam Bab I Pasal 1 dan 2 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Lampung Utara menjadi sebuah kabupaten dengan batas-batas wilayah sesuai dengan Ketetapan Residen Lampung tanggal 15 Juni 1946 Nomor 304.

Namun, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kabupaten yang awalnya memiliki luas sekitar 58% dari luas Provinsi Lampung ini akhirnya dimekarkan sebanyak tiga kali. Pemekaran pertama dilakukan pada tahun 1991 dengan terbentuknya Kabupaten Lampung Barat. Pemekaran kedua membentuk sebuah kabupaten baru lagi bernama Tulang Bawang berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997. Dan, pemekaran terakhir berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 membentuk Kabupaten Way Kanan.

Pembentukan Kabupaten Lampung Barat menjadi kabupaten yang otonom ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 6 Tahun 1991 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Lampung Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3452) tanggal 16 Agustus 1991. Oleh karena sejak berdiri terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam bidang pemerintahan yang awalnya hanya terdiri dari enam kecamatan, maka pada tahun 2012 dimekarkan lagi menjadi 26 kecamatan. Dan, dari ke-26 kecamatan itu 11 diantaranya digabungkan menjadi kabupaten tersendiri yaitu Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang pemekaran Daerah Otonom Baru Pesisir Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 Nomor 231 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5364).

Sebagaimana wilayah lain di Indonesia, Kabupaten Lampung Barat juga memiliki lambang daerah. Sebelum berganti logo, bentuk lambang daerah Lampung Barat menyerupai perisai bersudut lima yang menggambarkan bahwa masyarakat Lampung Barat sanggup mempertahankan cita-cita bangsa Indonesia dan melanjutkan pembangunan serta memajukan daerah berdasarkan Pancasila. Di dalam lambang tersebut terdapat gambar-gambar atau lukisan-lukisan sebagai berikut: (a) siger yang melambangkan empat paksi atau atau buay (kelompok adat), yaitu Buay Pernong, Buay Belunguh, Buay Bejalan Di Way, dan Buay Nyerupa; (b) pita berbentuk pintu gerbang bertuliskan "Lampung Barat" dalam aksara Lampung berwarna putih melambangkan masyarakat asli adalah masyarakat Lampung yang siap menerima kedatangan masyarakat pendatang dan bekerja sama dalam membangun daerah; (c) biji kopi berjumlah 24 buah berdaun sembilan helai serta bulir padi sejumlah 91 butir melambangkan peresmian terbentuknya Kabupaten Lampung Barat pada tanggal 24 September 1991; (d) bambu buntu beruas lima buah melambangkan bahwa Kabupaten Lampung Barat merupakan daerah tingat II kelima di Provinsi Lampung; (e) perisai kecil bergambar pegunungan, daun, dan air melambangkan wilayah Lampung Barat merupakan dataran tinggi yang terdiri dari hutan lindung dan pertanian; (f) air beralur enam buah melambangkan bagian barat kabupaten ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia serta melambangkan pula enam tatanan masyarakat adat; dan (g) keris serta tombak melambangkan senjata asli masyarakat Lampung yang digunakan untuk membela diri dari berbagai ancaman (www.kemendagri.go.id).
Selain itu, kabupaten ini juga memiliki misi yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat yang "CEKATAN" (Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa, dan Andalan). Sedangkan misinya adalah: meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan kerukunan hidup umat beragama; mengentaskan kemiskinan berbasiskan kegiatan ekonomi kerakyatan serta pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kesinambungan; meningkatkan pelayanan kesehatan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau; meningkatkan kualitas pelayanan umum, jaringan transportasi dan komunikasi; dan meningkatkan kesadaran politik dan demokratisasi guna menciptakan pemerintahan yang bersih dan baik dan mewujudkan kemanan, ketertiban dan kenyamanan.

Pendidikan dan Kesehatan
Sebagai sebuah kabupaten, Lampung Barat tentu saja memiliki sarana pendidikan dan kesehatan yang memadai bagi masyarakatnya. Adapun sarana pendidikan yang terdapat di kabupaten ini, diantaranya adalah: 210 buah Sekolah Dasar dengan jumlah siswa sebanyak 30.679 orang dan 2.604 tenaga pengajar; dan 55 buah Sekolah Menengah Pertama dengan jumlah siswa sebanyak 10.978 orang dan 1.130 orang tenaga pengajar.; 35 buah Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah siswa sebanyak 3.531 orang dan 267 orang tenaga pengajar; 39 buah Madrasah Tsanawiyah dengan jumlah siswa sebanyak 6.083 orang dan 150 orang tenaga pengajar; dan 14 buah Madrasah Aliyah dengan jumlah siswa sebanyak 6.210 orang dan 333 orang tenaga pengajar.

Sedangkan untuk sarana kesehatan terdapat 1 buah rumah sakit, 1 buah rumah bersalin, 17 buah puskesmas, 17 buah posyandu, 18 buah Polindes, dan 14 buah klinik/balai kesehatan. Berdasarkan data yang tercatat pada Balap Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat tahun 2016 tercatat 1.412 orang tenaga kesehatan, diantaranya adalah: 3 dokter spesialis, 3 dokter gigi, 13 dokter umum, 285 orang bidan, dan 17 orang tenaga kesehatan lainnya (BPS Kabupaten Lampung Barat, 2016).

Perekonomian
Letak Kabupaten Lampung Barat yang relatif jauh dari ibukota provinsi (Bandarlampung) membuat perekonomian mayoritas penduduknya masih mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut data dari BPS Kabupaten Lampung Barat, hanya sebagian kecil lahan saja yang digunakan sebagai areal perumahan. Selebihnya, merupakan lahan pertanian, perladangan, dan kolam, dengan rincian: padi sawah seluas 11.010 ha, padi irigasi non teknis seluas 2.433 ha, bawang daun seluas 289 ha, cabai seluas 418 ha, kacang panjang seluas 418 ha, kubis seluas 144 ha, petsai seluas 423 ha, kopi robusta seluas 53.606 ha dengan produksi sebanyak 52.644 ton, lada seluas 3.644 ha, kayu manis seluas 832,5 ha, kakao seluas 713, 4 ha, cengkeh seluas 608 ha, labu seluas siam seluas 2.525 ha, dan kelapa seluas 617,6 ha.

Agama dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh Masyarakat Kabupaten Lampung Barat sangat beragam, yaitu: Islam (97,27%), Kristen (1,11%), Katolik (0,92%), Hindu (0,52%), Budha (0,18%), dan aliran Kepercayaan. Ada korelasi positif antara jumlah pemeluk suatu agama dengan jumlah sarana peribadatan. Hal itu tercermin dari banyaknya sarana peribadatan yang berkaitan dengan agama Islam (mesjid, musholla dan langar). Berdasarkan data yang tertera pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat, jumlah mesjid yang ada di sana mencapai 487 buah dan musholla/langgar/surau mencapai 237 buah. Sarana peribadatan yang berkenaan dengan penganut agama Kristen dan Katolik mencapai 13 buah, agama Hindu mencapai 5 buah, dan agama Budha hanya ada 4 buah vihara atau kelenteng. Sementara data yang berkaitan dengan sarana peribadatan atau gedung pertemuan maupun jumlah penganut aliran kepercayaan belum ada. (ali gufron)

Sumber:
Lampung Barat Dalam Angka 2016. 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat.

"Kabupaten Lampung Barat", diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lampung _Barat, tanggal 5 Mei 2016.

"Kabupaten Lampung Barat", diakses dari http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/ kabupaten/id/18/name/lampung/detail/1804/lampung-barat, tanggal 5 Mei 2016.

"Tentang Lampung Barat", diakses dari http://bappeda.1x24jam.com/tentang-lampung-barat/, tanggal 6 Mei 2016.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive