Iron Maiden

Selayang Pandang
Iron Maiden adalah sebuah group band legendaris yang dianggap sebagai salah satu pelopor aliran New Wave of British Heavy Metal. Group band yang saat ini beranggotakan: Bruce Dickinson (vocal), Dave Murray (gitar), Adrian Smith (gitar), Janick Gers (gitar), Steve Harris (bas) dan Nicko McBrain (drums), secara keseluruhan telah merilis tiga puluh lima album (empat belas album studio, sembilan album live, empat EP, dan delapan album kompilasi) yang terjual lebih dari 100 juta kopi di seluruh dunia, termasuk 75 juta album melalui label EMI Records.

Sekalipun pernah gagal memperoleh perhatian media Amerika Serikat (dikritik sebagai band satanis karena tema lirik mereka yang “gelap” dan maskot “Eddie” yang menyeramkan), namun mereka tetap terkenal di seluruh dunia hingga saat ini khususnya bagi kalangan pecinta aliran musik Heavy Metal. Selain itu, mereka juga telah memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam kancah belantika musik rock dunia. Iron Maiden menjadi inspirasi bagi group-group baru beraliran heavy metal, power metal, speed metal dan semua aliran musik metal yang memadukan harmonisasi dari dua gitar. Tak sedikit dari group band baru tersebut yang mencantumkan nama Iron Maiden ke dalam daftar list referensi mereka.

Awal Pendirian (1975-1978)
Band rock yang berasal dari Leyton, London Timur, Inggris ini dibentuk sekitar akhir tahun 1975 oleh Steve Harris yang sebelumnya adalah bassis pada Band Gypsy’s1 Kiss dan Smiler2 bersama dengan Ron Matthews (drum), Paul Day (vocal), Terry Rance (guitar) dan Dave Sullivan (guitar). Steve Harris menamai groupnya “Iron Maiden” setelah terinspirasi oleh film berjudul The Man in The Iron Mask yang merupakan adaptasi dari novel The Vicomte de Bragelonne karya Alexander Dumas. Dalam film tersebut terdapat adegan mengenai orang yang mati karena dimasukkan ke dalam sebuah alat penyiksaan berbentuk peti dari abad ke-18 yang oleh orang Inggris disebut Iron Maiden.

Formasi awal Iron Maiden ternyata tidak berlangsung lama. Paul Day dipecat karena dianggap kurang energi dan stamina ketika tampil di atas panggung. Posisinya kemudian digantikan oleh Dennis Wilcock, seorang penggemar berat Band Kiss yang senang menggunakan api, make-up, dan darah palsu dalam setiap penampilannya. Selain itu, Harris juga merekut teman Wilcock, Dave Murray untuk menggantikan posisi Dave Sullivan dan Terry Rance sebagai gitaris tunggal.

Merasa kurang lengkap, Harris kemudian merekrut Bob Sawyer yang berjuluk Bob D’Angelo untuk mendampingi Murray sebagai gitaris. Namun karena Sawyer merasa tidak dapat menyelaraskan petikan gitarnya dengan permainan Murray, maka 6 bulan kemudian ia pun mengundurkan diri. Setelah Sawyer keluar bibit perpecahan malah semakin membesar antara Murray dengan Wilcock yang mendorong Harris untuk memecat Dave Murray. Selain perseteruannya dengan Wilcock, hal lain yang mendorong Harris untuk memecat Murray karena ia ingin bergabung lagi dengan teman lamanya, Adrian Smith dalam Group Urchin.

Untuk mengisi kekosongan pemain, pada bulan November 1977 dalam suatu acara musik kecil di Bridghouse Steve Harris merekrut Tony Moore (keyboard), Terry Wapram (guitar) dan Barry Graham sebagai drummer menggantikan posisi Ron Matthews yang menyusul Murray keluar dari band.

Namun sayang, formasi menggunakan pemain keyboard dirasa kurang cocok dengan karakter musik Iron Maiden sehingga lagi-lagi Steve Harris harus memecat seluruh personilnya. Ia kemudian memanggil kembali Dave Murray untuk bergabung dan juga eks teman mainnya di Band Smiler, Doug Sampson sebagai drummer. Jadi, praktis waktu itu personil Iron Maiden hanya terdiri dari Steve Harris sebagai bassis, Dave Murray sebagai gitaris, dan Doug Sampson sebagai drummer.

Mulai Solid (1987-1981)
Agar band tetap berkiprah, mereka kemudian mengadakan audisi vokalis yang bertempat di Pub Red Lion, Leytonstone. Dan, dari sekian banyak peserta audisi terpilihlah Paul Di’Anno yang oleh Steve Harris dianggap memiliki warna vokal unik dan dapat membuat musik Maiden memiliki karakter tersendiri.

Dengan gitaris tunggal (Dave Murray) Iron Maiden mulai pentas dari panggung ke panggung tanpa pernah merekam musik mereka. Baru pada awal tahun 1978 mereka merekam sebuah demo yang diberi judul “The Soundhouse Tape”3 berisi empat lagu yang diantaranya adalah “Prowler”. Di luar dugaan, The Soundhouse Tape terjual sekitar lima ratus kopi dalam beberapa pekan dan lagu andalannya, Plowler, menempati posisi pertama pada tangga lagu Heavy Metal Soundhouse dalam majalah Sounds milik Neal Kay.

Sukses dengan album demo pertama ternyata tidak membuat band menjadi “adem”. Pada bulan Januari tahun 1979 band merekrut Paul Cairns sebagai gitaris pendamping Murray. Namun Cairns hanya bertahan hingga bulan Oktober sebelum posisinya digantikan oleh Paul Todd. Tapi entah kenapa pada bulan itu juga Paul Todd diganti oleh Paul Cairns lagi hingga bulan Januari 1980 sebelum posisinya digantikan lagi oleh Dennis Stratton. Dan, Stratton ternyata tidak datang seorang diri. Dia membawa temannya, Clive Burr, untuk menggantikan Doug Sampson sebagai drummer.

Formasi baru yang agak solid ini pada bulan Desember 1979 berhasil mengadakan kesepakatan dengan perusahaan rekaman EMI untuk merilis sebuah album. Dan, pada tahun 1980 terbitlah album pertama mereka yang diberi judul “Iron Maiden”4. Walaupun proses rekamannya dilakukan secara terburu-buru, album “Iron Maiden” berhasil menempati posisi keempat pada tangga lagu di Inggris.

Sukses dengan album perdana tersebut membuat Iron Maiden segera mendapat julukan sebagai pionir dari New Wave of Britih Heavy Metal. Mereka pun lantas ikut dalam tour musik yang saat itu sangat terkenal di Inggris, yaitu Metal for Muthas Tour dan Europe 80. Selain itu, Maiden juga didaulat menjadi band pembuka pada beberapa konser group rock terkenal seperti Judas Priest dan Kiss.

Namun seusai mendampingi Kiss dalam konser mereka yang diberi judul “Unmasked Tour”, pada bulan Oktober 1980 Dennis Stratton segera dipecat sebagai gitaris karena dianggap kurang kreatif dan tidak cocok secara personal dengan anggota band lainnya. Posisinya segera digantikan oleh Adrian Smith, teman main Murray dalam Group Urchin.

Bersama Adrian Smith, pada tahun 1981 Maiden merilis album kedua yang diberi judul Killers5. Album yang berisi 11 buah lagu ini sebenarnya hanya berisi dua lagu baru yaitu “Prodigal Son” dan “Murder in the Rue Morgue6”, sedangkan sisanya adalah lagu-lagu sisa yang “tidak muat” dalam album pertama mereka “Iron Maiden”.

Walau hanya menempati posisi ke-12 pada tangga lagu di Inggris, namun album Killers - yang menyuguhkan segi musikalitas yang cenderung lebih keras dari album sebelumnya - ternyata segera mendapat tempat di hati para penikmat musik cadas di Amerika Serikat. Killers berhasil menempati posisi ke-59 pada tangga lagu di negeri Paman Sam. Iron Maiden berhasil menembus pasar Amerika!

Solid dan Sukses (1981-1989)
Sama seperti sebagian kelompok musik cadas lainnya, ketika beranjak sukses Maiden pun mulai mengalami kegoncangan pada diri personilnya. Hal ini terjadi pada sang vokalis, Paul Di’Anno. Dia mulai menunjukkan kebiasaan self-destrutive-nya dengan mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Akibatnya, penampilan Di’Anno menjadi “acak-acakan” ketika band “manggung” yang membuat Steve Harris harus mencari vokalis baru untuk menggantikannya. Dan akhirnya, pada bulan September 1981 Steve Harris secara resmi memecat Paul Di’Anno dari keanggotaan band dan menggantikannya dengan Bruce Dickinson yang sebelumnya tergabung dalam Group Samson.

Debut Dickinson bersama Iron Maiden dimulai dengan dirilisnya album “The Number of The Beast”7 pada tahun 1982. Album yang berisi 9 buah lagu ini ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari penggemar musik di Inggris. Selain menempati posisi pertama pada tangga lagu di Inggris, Album The Number of The Beast juga menjadi Top Ten di banyak negara Eropa dan urutan ke-33 pada tangga lagu di Amerika Serikat. Namun karena Dickinson masih terikat kontrak dengan pihak manajemen Samson, maka dia tidak diijinkan mencantumkan namanya sebagai penulis lagu pada band manapun. Padahal, menurut wawancaranya dengan Guitar Legends, dalam album ini dia berkontribusi penuh pada tiga lagu, yaitu: Children of the Damned, The Prisoner, dan Run to the Hills.

Walau dalam suasana kegembiraan karena telah berhasil menjadi Rock Superstars, ternyata masih timbul masalah lagi. Pada bulan Desember 1982 Clive Burr memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerjanya dengan Iron Maiden karena permasalahan personal. Tidak berapa lama kemudian posisinya digantikan oleh Nicko McBrain, mantan drummer band asal Perancis, Trust.

Bersama McBrain, pada tahun 1983 Iron Maiden merilis album baru lagi yang diberi judul “Piece Of Mind” yang berisi 9 buah lagu, yaitu: (1) Where Eagles Dare, (2) Revelations, (3) Fligh of Icarus, (4) Die With Your Boots On, (5) The Trooper, (6) Still Life, (7) Quest for Fire, (8) Sun and Steel, dan (9) To Tame a Land8. Album ini segera menempati posisi ke-3 pada tangga lagu di Inggris dan untuk pertama kalinya masuk dalam urutan ke-70 pada tangga lagu Billboard 200 di Amerika Serikat untuk single merka “Flight of Icarus” dan “The Trooper”.

Satu tahun kemudian, tepatnya pada Bulan September 1984, mereka merilis album lagi yang diberi judul “Powerslave” yang berisi lagu: (1) Aces High, (2) 2 Minutes to Midnight, (3) Losfer Words (Big ‘Orra) – instrumental, (4) Flash of the Blade, (5) The Duellists, (6) Back in the Village, (7) Powerslave, dan (8) Rime of the Ancient Mariner9.

Tidak lama setelah itu, Maiden pun melakukan tour yang diberi judul “World Slavery Tour” ke sejumlah negara. Dalam tour besar ini mereka telah melakukan 193 pertunjukan dalam waktu 13 bulan dengan jumlah total penonton sekitar 3,5 juta orang. Salah satu dari pertunjukan tersebut bertempat di Long Beach California yang akhirnya direkam dan dijadikan sebagai album live mereka dengan judul “Live After Death”. Konon, menurut para kritikus musik, album Live After Death (1985) merupakan salah satu album live metal terbaik yang pernah ada.

Setelah beristirahat dan berlibur selama 6 bulan dari tuor yang melelahkan tersebut, para personil Iron Maiden kembali lagi ke studio untuk membuat album baru lagi. Album yang dirilis pada tahun 1986 ini diberi judul “Somewhere in Time”, berisi 8 buah lagu, yaitu: (1) Caught Somewhere in Time, (2) Wasted Years, (3) Sea of Madness, (4) Heaven Can Wait, (5) The Loneliness of the Long Distance Runner, (6) Stranger in a Strange Land, (7) Déjà Vu, dan (8) Alexander the Great (356-323 B.C.). Dalam album yang bertema seputar time-travel (perjalanan waktu dan perjalanan yang panjang) ini untuk pertama kalinya Iron Maiden menggunakan synthesizer pada petikan bass dan gitar agar menambah tekstur dan lapisan-lapisan pada sound mereka.

Sukses dengan album “eksperimen” Somewhre in Time, pada tahun 1988 Maiden merilis album eksperimen kedua yang diberi judul “Seventh Son of a Seventh Son”10 yang selain menggunakan synthesizer juga memakai keyboard untuk menambah keharmonisan lagu. Hasilnya, album yang berisi 8 buah lagu ini menjadi album kedua mereka yang berhasil menempati peringkat pertama pada tangga lagu di Inggris.

Gejolak lagi (1989-1994)
Setelah berhasil mencapai puncak kejayaan, beberapa diantara anggota band mulai melakukan eksperimen dengan mengeluarkan album solo. Adrian Smith misalnya, membentuk sebuah band baru bernama ASAP dan meneluarkan sebuah album yang diberi judul Silver and Gold. Sementara sang vokalis, Bruce Dickinson, mulai mengerjakan album solo bersama dengan Janick Gers, mantan gitars Ian Gillan (mantan vokalis Deep Purple). Album solo Dickinson baru dirilis pada tahun 1990 dengan judul Tattooed Millionaire.

Adanya aktivitas “nge-band” bersama group baru tersebut membuat Adrian Smith menjadi “ogah-ogahan” dan merasa tidak cocok atau sinkron lagi dengan Iron Maiden. Ia lalu memutuskan untuk hengkang dari band yang telah membesarkan nama itu. Posisinya kemudian digantikan oleh Janick Gers yang saat itu tengah membantu Bruce Dickinson mengerjakan Tattooed Millionaire.

Bersama Gers, pada bulan Oktober 1990 Iron Maiden merilis album lagi yang diberi judul No Prayer for the Dying, berisi 10 buah lagu, yaitu: (1) Tailgunner, (2) Holy Smoke, (3) No Prayer for the Dying, (4) Public Enema Number One, (5) Fates Warning, (6) Tha Assassin, (7) Run Silent Run Deep, (8) Hooks in You, (9) BringYour Daughter…to the Slaughter11, dan (10) Mother Russia.

Dua tahun kemudian, setelah menyelesaikan tour untuk album No Prayer for The Dying hingga tahun 1991, band kembali ke studio untuk merekam album baru lagi. Dan, pada tahun 1992 keluarlah album terbaru mereka yang bertajuk Fear of the Dark, berisi 12 lagu, yaitu: (1) Be Quick or Be Dead, (2) From Here to Eternity, (3) Afraid to shoot Stranger, (4) Fear Is the Key, (5) Childhood’s End, (6) Wasting Love, (7) The Fugitive, (8) Chains of Misery, (9) The Apparation, (10) Judas Be My Guide, (11) Weekend Warrior, dan (12) Fear of the Dark.

Selesai merilis album Fear of the Dark, mereka lalu mengadakan konser ke berbagai negara di Eropa dan bahkan hingga ke Amerika Latin. Saat tampil di negeri sendiri tahun 1993 (tepatnya di Donington Park) yang dihadiri sekitar 80.000 pengunjung, mereka merekamnya menjadi sebuah album bertajuk Live at Donington.

Namun sayang, pada tahun tersebut (1993) Bruce Dickinson menyatakan diri mundur sebagai vokalis Iron Maiden dan memilih untuk bersolo karir dengan merilis album solo keduanya yang berjudul Balls to Pocasso. Untuk memberi penghormatan kepada Dickinson, band meluncurkan dua album live sekaligus hasil konser mereka di berbagai negara. Album pertama diberi judul A Real Live One yang berisi lagu-lagu dari tahun 1986 hingga 1992 (dirilis sebelum Dickinson meninggalkan band), sedangkan album kedua diberi tajuk A Real Dead One, berisi lagu-lagu dari tahun 1975 hingga 1984 (dirilis setelah Dickinson meninggalkan band). Selain itu, mereka juga mengadakan pertunjukan perpisahan yang disiarkan langsung oleh BBC London dan akhirnya divideokan dengan judul Raising Hell.

Senjata Baru (1994-1999)
Satu tahun selepas kepergian Bruce Dickinson, band mulai mengadakan audisi ratusan orang untuk menjadi vokalis Iron Maiden yang baru (dari yang terkenal sampai yang tidak terkenal). Dari audisi tersebut terpilihlah Blaze Bayley, mantan vokalis band Wolfsbane. Namun karena Bayley memiliki karakter vokal yang berbeda dengan Dickinson, maka keberadaannya di tubuh band mendapatkan penerimaan yang lebih beragam dari para penggemar Iron Maiden di seluruh dunia.

Setelah Bayley terpilih, band masuk studio lagi dan pada tahun 1995 menelurkan album baru yang diberi judul The X-Factor12. Album ini dianggap sebagai album terburuk Maiden dan hanya berhasil menempati urutan ke-8 pada tangga lagu di Inggris (urutan terendah sejak tahun 1981) dan ke-147 di Amerika Serikat. Konon, hal ini disebabkan karena sang penulis lagu, Steve Harris, sedang mengalami masalah serius dengan pernikahannya. Akibatnya, lirik-lirik lagu yang diciptakannya pun terkesan gelap, pelan dan penuh depresi.

Selesai merilis album The X-Factor mereka lalu melakukan tour panjang hingga tahun 1996, sebelum akhirnya beristirahat. Dalam masa beristirahat itu Iron Maiden mengeluarkan album the best mereka yang berjudul The Best of the Beast (1996), berisi lagu-lagu hits mereka dan ditambah dengan satu single baru, “Virus”.

Pada tahun 1998 band kembali lagi ke studio untuk mengerjakan album lagi yang setelah dirilis diberi judul Virtual XI berisi 8 buah lagu, yaitu: (1) Futureal, (2) The Angel and the Gambler, (3) Lightning Strikes Twice, (4) The Clansman, (5) When Two Worlds Collide, (6) The Educated Fool, (7) Don’t Look to the Eyes of a Stranger, dan (8) Como Estais Amigos. Namun, walau Bayley telah menunjukkan kualitas vokalnya yang luar biasa, tetapi album ini hanya berhasil menempati posisi ke-16 pada tangga lagu di Inggris dan ke-124 di Amerika Serikat. Konon, banyak penggemar Iron Maiden yang merasa kecewa dan memutuskan untuk tidak jadi membeli album Virtual XI.

Reuni (1999)
Merasa tidak berhasil menjadi pengganti Bruce Dickinson dan juga karena ketidakkonsistenan Iron Maiden dalam melakukan tour, maka pada bulan Februari 1999 Blaze Bayley memutuskan hengkang dari band. Peristiwa ini tentu sangat mengguncang para penggemar Iron Maiden. Namun kegundahan mereka terobati karena beberapa bulan kemudian secara tidak terduga Bruce Dickinson dan Adrian Smith bersedia bergabung kembali. Ini artinya, line-up sukses mereka di era 1980-an terbentuk kembali, bahkan dengan formasi yang unik karena memiliki trio gitaris handal: Dave Murray, Adrian Smith dan Janick Gers. Mereka pun sepakat untuk membuat sebuah tour reuni yang diberi tajuk The Ed Hunter Tour yang sekaligus juga perilisan Ed Hunter, sebuah permainan komputer yang diambil dari nama maskot Iron Maiden, Eddie.

Sebagai catatan, Eddie atau yang bernama lengkap Edward the Head atau Edward the Great adalah maskot Iron Maiden yang selalu tampil dalam sampul album dan setiap konser live mereka di seluruh dunia. Karakter Eddie pertama kali terlihat ketika Stage Manager mereka saat itu, Dave Beasley, membuat desain topi menyerupai kepala yang berlumuran darah untuk drummer Dough Sampson. Edie yang hanya berbentuk kepala tadi oleh Derek Riggs (seniman) didesain ulang hingga mempunyai tubuh, lengan dan kaki. Selanjutnya, artwork hasil sentuhan Derek Riggs tersebut selalu menghiasi sampul album dan single Iron Maiden dengan berbagai macam bentuk, sesuai dengan tema album atau singlenya.

Era Milenium (2000 - sekarang)
Memasuki era millennium Iron Maiden membuat album-album yang lebih progresif dari sebelumnya. Album Brave New World13 (dirilis tahun 2000) yang berisi lagu-lagu berdurasi panjang dengan lirik yang bernuansa horor dan kritik sosial mengawali era ini. Dengan gaya bermusik yang cenderung ke arah Metal Progressive, Brave New World dapat menembus posisi ke-7 pada tangga lagu Inggris dan ke-39 di Amerika Serikat.

Sukses mengembalikan kejayaan, mereka lalu melakukan tour 100 hari ke seluruh dunia yang berpuncak pada tanggal 19 Januari 2001 di Rock in Rio Festival, Brazil, yang dihadiri sekitar 250.000 orang penonton. Penampilan tersebut kemudian direkam dan dirilis dalam bentuk CD dan DVD pada bulan Maret 2001 dengan judul Rock in Rio. Selain itu Maiden juga merilis album Edward the Great pada tahun 2002 yang berisi lagu-lagu hits mereka sepanjang masa.

Satu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2003 Iron Maiden merilis album studio lagi yang diberi judul “Dance of Death” berisi 11 lagu, yaitu: (1) Wildest Dreams, (2) Rainmaker, (3) No More Lies, (4) Montsegur, (5) Dance of Death, (6) Gates of Tomorrow, (7) New Frontier, (8) Paschendale, (9) Face in the Sand, (10) Age of Innocence, dan (11) Journeyman. Di luar dugaan, album ini berhasil menempati posisi ke-2 pada tangga lagu di Inggris dan ke-18 di Amerika Serikat. Banyak kritikus musik mengatakan bahwa album Dance of Death melebihi Brave New World dalam hal kreativitas dan dapat menyamai album terhebat mereka yang dirilis tahun 1988, Seventh Son of a Seventh Son.

Seperti biasa, selepas peluncuran album baru mereka kemudian mengadakan tour lagi yang bertajuk Dance of Death World Tour untuk mendukung penjualan album. Dalam tour keliling dunia ini mereka tampil sebanyak 50 kali antara tahun 2003-2004 dengan total penonton sekitar 750.000 orang. Salah satu dari penampilan mereka yang bertempat di Westfalenhalle – Dortmund, Jerman, kemudian direkam dan dirilis sebagai album live dengan tajuk Death on the Road pada bulan Agustus 2005.

Selain mengeluarkan album live Death on the Road, pada tahun 2005 mereka juga mengadakan tour untuk memperingati tahun ke-25 sejak band merilis album pertamanya dan ke-30 sejak band ditubuhkan oleh Steve Harris. Tour yang bertajuk The Early Days Tour ini juga ditujukan untuk mendongkrak penjualan DVD mereka yang berjudul The Early Days dan dirilis ulangnya album pertama mereka The Number of The Beast.

Selanjutnya, pada musim semi 2006 band merilis album studio lagi yang diberi judul A Matter of Life and Death14 yang berhasil menempati posisi ke-4 pada tangga lagu Inggris dan ke-9 di Amerika Serikat. Dan, untuk meningkatkan penjualan album, selain mengadakan tour keliling Eropa mereka juga mengadakan pertunjukan untuk pertama kalinya di Timur Tengah pada acara Dubai Desert Rock Festival yang dihadiri sekitar 20.000 penonton dan di Bangalor, India yang dihadiri sekitar 45.000 penonton.

Tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 5 September 2007, band mengumumkan akan mengadakan tour lagi bertajuk Somewhere Back in Time World Tour yang dimulai dari Mumbai, India, pada Februari 2008. Tour keliling dunia menggunakan pesawat jet pribadi “Ed Force One” ini juga akan mengunjungi Costa Rica, Kolombia, Australia, New Zealand, Peru dan Ekuador. Sebagai catatan, Somewhere Back in Time World Tour sebenarnya juga ditujukan untuk mendongkrak penjualan album kompilasi baru mereka yang berjudul Somewhere Back in Time yang di dalamnya memuat lagu-lagu klasik mereka hingga album Seventh Son of a Seventh Son.

Pada tanggal 20 Januari 2009 Iron Maiden mengumumkan lagi bahwa mereka akan merilis sebuah film dokumenter berjudul Iron Maiden: Flight 666. Film yang direkam berdasarkan tour Somewhere Back in Time pada bulan Februari hingga Maret 2008 ini diproduseri oleh Banger Productions dan dirilis oleh Universal Music Group di Amerika Serikat, sedangkan di negara-negara lain oleh EMI Records. Rencananya, setelah mempromosikan Flight 666, awal tahun 2010 band akan masuk studio lagi untuk membuat album baru dan konser keliling dunia lagi termasuk ke Indonesia pada tahun berikutnya. Semoga saja….
Up The Irons!
(ali gufron)

Foto: http://mang-mlebet.blogspot.com/
Sumber:
http://ironmaiden-indonesia.com/
http://id.wikipedia.org/
http://ensicklopedia.blogspot.com/
http://uptheirons-indonesia.com/
http://myrockmusic.wordpress.com/
--------------------------------------------------------
1. Gypsy’s Kiss beranggotakan: Steve Harris (bass), Paul Sears (drum), Bob Verschoyle (vocal), Dave Smith (guitar), dan Tim Wotsit (guitar).

2. Smiler yang terbentuk pada Bulan November 1973 dan bubar sekitar Bulan Oktober 1974 beranggotakan: Steve Harris (bass), Daoug Sampson (drum), Dennis Wilcock (vocal), Tony Clee (guitar), dan Mick Clee (guitar).

3. Penamaan The Soundhouse Tape mungkin didasarkan pada tempat yang bernama “The Soundhouse”, sebuah arena yang didirikan oleh Neal Kay untuk menggelar acara musik rock secara reguler. Dave Murray pernah memberikan Neal Kay sebuah demo berisi empat lagu mereka yang belum diedit dan dimix karena tidak sanggup membuat masternya yang waktu itu sekitar £200. Oleh Kay rekaman itu kemudian diperdengarkan di arena The Soundhouse, yang ternyata mendapat sambutan luar biasa dari penonton.

4. Album Iron Maiden (1980) berisi 9 lagu, yaitu: (1) Prowler, (2) Sanctuary, (3) Remember Tomorrow, (4) Running Free, (5) Phantom of The Opera, (6) Transylvania, (7) Strange World, (8) Charlotte the Harlot, dan (9) Iron Maiden.

5. Album Killers (1981) berisi 11 lagu, yaitu: (1) The Ides of March – instrumental, (2) Wrathchild, (3) Muders in the Rue Morgue, (4) Another Life, (5) Genghis Khan – instrumental, (7) Killers, (8) Prodigal Son, (9) Purgatory, (10) Twilight Zone, dan (11) Drifter.

6. Judul lagu ini diambil dari sebuah cerita pendek karangan Edgar Allan Poe.

7. Album The Number of The Beast (1982) berisi 9 lagu, yaitu: (1) Invaders, (2) Children of the Damned, (3) The Prisoner, (4) 22 Acacia Avenue, (5) The Number of the Beast, (6) Run to the Hills, (7) Gangland, (8) Total Eclipse, dan (9) Hallowed Be Thy Name.

8. Lagu To Tame a Land diangkat dari karya Frank Herbert yang berjudul Dune.

9. Lagu Rime of The Ancient Mariner didasarkan pada puisi Samuel Taylor Coleridge dengan judul yang sama.

10. Album Seventh Son of a Seventh Son (1988) berisi 8 buah lagu, yaitu: (1) Moonchild, (2) Infinite Dreams, (3) Can I Play with Madness, (4) The Evil That Men Do, (5) Seventh Son of a Seventh Son, (6) The Prophecy, (7) The Clairvoyant, dan (8) Only the Good Die Young.

11. Single BringYour Daughter…to the Slaughter yang merupakan soundtrack film A Nightmare on Elm Street 5: The Dream Child merupakan single Maiden yang paling cepat menempati posisi pertama pada tangga lagu di Inggris. Namun karena mendapat penghargaan Golden Raspberry dengan kategori sebagai lagu terburuk pada tahun itu, maka hanya dalam beberapa pekan saja single ini cepat sekali turun dari tangga lagu.

12. Album The X-Factor (1995) berisi 11 buah lagu, yaitu: (1) Sign of the Cross, (2) Lord of the Flies, (3) Man on the Edge, (4) Fortunes of War, (5) Look for the Truth, (6) The Aftermath, (7) Judgment of Heaven, (8) Blood on the World’s Hands, (9) The Edge of Darkness, (10) 2 A.M., dan (11) The Unbeliever.

13. Album Brave New World (2000) berisi 10 buah lagu, yaitu: (1) The Wicker Man, (2) Ghost of the Navigator, (3) Brave New World, (4) Blood Brother, (5) The Mercenary, (6) Dream of Mirrors, (7) The Fallen Angel, (8) The Nomad, (9) Out of the Silent Planet, dan (10) The Thin Line Between Love and Hate.

14. Album A Matter of Life and Death (2006) berisi 10 buah lagu, yaitu: (1) Different World, (2) These Colours Don’t Run, (3) Brighter Than s Thousand Suns, (4) The Pilgrim, (5) The Longest Day, (6) Out of The Shadows, (7) The Raincarnation of Benjamin Breeg, (8) For The Greater Good of God, (9) Lord of Light, dan (10) The Legacy.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive