Upacara Cukuran (Indramayu)

Nama Upacara
Upacara yang dimaksud adalah Upacara Cukuran. Cukuran di sini maksudnya adalah mencukur rambut bayi.

Maksud dan Tujuan Upacara
Maksud dan tujuan dilaksanakannya upacara Cukuran adalah:
  • membersihkan kotoran yang masih melekat pada kulit kepala bayi. Istilahnya adalah sisa pepelem atau daki atau bolot.
  • Agar setelah dicukur, rambut bayi tumbuh dengan baik.
  • Agar anak kelak hidupnya cerah.
Waktu Penyelenggaraan Upacara
Upacara Cukuran dilaksanakan setelah bayi berusia empat puluh (40) hari.

Tempat Penyelenggaraan Upacara
Tempat Penyelenggaraan Upacara Cukuran di rumah pasangan yang memiliki bayi atau di rumah orang tua salah satu pasangan tersebut.

Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Upacara
Pihak yang terlibat dalam upacara Cukuran adalah orang tua bayi, bayi yang akan dicukur, orang yang memimpin upacara, serta kerabat dan tetangga.

Persiapan dan Perlengkapan Upacara
Persiapan untuk upacara Cukuran adalah menyediakan perlengkapan berupa bubur gelintir yang nanti dihajatkan ke tetangga. Selain itu, menyediakan rupa-rupa kembang serta kain untuk membungkus rambut dan kembang.

Jalannya Upacara
Setelah pemimpin upacara siap, rambut bayi dicukur. Teknisnya, rambut bayi dicukur sedikit-sedikit, pertama-tama dilakukan oleh pimpinan upacara dilanjutkan oleh orang tua bayi, nenek bayi, serta para sesepuh lainnya.

Seusai di cukur, rambut tadi kemudian diberi rupa-rupa kembang lalu dibungkus dengan menggunakan kain. Seusai dibungkus kemudian dkubur pada suatu tempat dengan tata cara doa atau mantra yang isinya mendambakan agar anak tersebut kelah hidupnya cerah.

Makna yang Terkandung dalam Simbol Upacara
Rupa-rupa kembang memiliki manka kecerahan. Dimaksudkan agar kelak anak tersebut mendapatkan kesejahteraan.

Sumber:
Galba, Sindu, Ria Intani. dkk. 2004. Budaya Tradisional pada Masyarakat Indramayu. Bandung: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive